Friday, 4 September 2015

Mitha Talahatu di Ende (720p HD)



JAKARTA - Pencopotan Budi Waseso (Buwas) sebagai
Kabareskrim Mabes Polri terbukti tidak sekadar isu. Meski kemudian Buwas
menempati jabatan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), rumor
pencopotannya diduga terkait kepentingan bisnis yang sudah mendekati
kenyataan.



Apalagi beberapa bulan terakhir, Bareskrim di bawah kepemimpinan
Buwas tampak sangat aktif menyelidiki kasus dugaan korupsi di tubuh
Pelindo, TPPI, hingga Pertamina Foundation.



“‎Ini sangat bermuatan politis sekali. Mutasi Buwas bukan mutasi
biasa tapi kejadian luar biasa akibat dari penanganan sebuah perkara
yang patut diduga aliran kasusnya sampai kepada lini kekuasaan," ujar
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara
(Laksamana), Samuel F. Silaen‎, Jumat (4/9).



Anehnya, menurut Samuel,  belum melihat adanya pembelaan dari Mabes
Polri. Karena itu indikasi Buwas korban dari penanganan dugaan korupsi,
semakin kuat.



Karena itu, dia mengatakan, tindakan mengganti Komjen Polisi Buwas
yang tengah gencar mengusut banyak kasus dugaan korupsi besar, merupakan
upaya negara melindungi koruptor.



“Bahkan jelas terlihat ada intervensi Istana karena Kapolri tidak berani membela anak buahnya,” kata Samuel.



Untuk membuktikan apakah indikasi benar atau tidak, memang menurut
Samuel, masih membutuhkan waktu. Paling tidak dengan melihat kinerja
Kabareskrim yang baru, Komjen Pol Anang Iskandar.



“Kita lihat kinerja kabareskrim yang baru ini, apakah akan
menindaklanjuti atau malah akan mengaburkan kasus. Kalau itu yang
terjadi, berarti bukan yang lebih baik dari pada Buwas. Kan itu
indikasinya," ujar Ketua Umum Generasi Muda Republik Indonesia ini.‎(gir/jpnn)

No comments:

Post a Comment